Mitratel Harus Jamin Ketersediaan Sinyal yang Baik bagi Masyarakat 3T

11-11-2021 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuariana. Foto : Mentari/mr

 

Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuariana menekankan Penawaran Publik Perdana atau Initial Public Offering (IPO) yang dilakukan oleh Mitratel harus menjamin ketersediaan sinyal yang baik, khususnya bagi masyarakat yang ada di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal. Sebab, menurut Nevi, dengan adanya IPO ini berarti anak perusahaan dari PT Telkom Indonesia tersebut akan mendapatkan dana segar hingga Rp25 triliun dengan melepas 29,85 persen saham ke publik.

 

“Jadi di satu sisi menguntungkan Telkom sebagai BUMN yang akan bisa memberikan pajak melalui dividen untuk negara. Di sisi lain, juga bisa dinikmati masyarakat, khususnya yang berada di 3T,” jelas Nevi di sela-sela rapat dengar pendapat Komisi VI DPR RI Direktur Utama PT Telkom Indonesia dan Dirut PT Dayamitra Telekomunikasi terkait pembahasan progres IPO Mitratel, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (10/11/2021).

 

Menurut politisi Fraksi PKS DPR RI ini, masyarakat terutama di daerah 3T harus mendapatkan hak yang sama dengan masyarakat lainnya terkait kemudahan akses telekomunikasi. Di tambah, saat ini sedang berlangsung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang membutuhkan infrastruktur teknologi melalui pembangunan menara telekomunikasi 5G hingga ke daerah terpencil.

 

“Apalagi di zaman pandemi begini, kita sekolahnya sudah pakai online, sehingga sangat dibutuhkan teknologi 5G ini. Jangan ada lagi nanti ada istilah negeri tanpa sinyal untuk di Indonesia,” jelas Nevi.

 

Dengan adanya IPO ini pula, Nevi berharap dapat mengeluarkan Indonesia dari daftar 10 negara dengan kecepatan internet terendah di dunia. Sehingga, dari sisi bisnis menguntungkan perusahaan, dari sisi penerimaan menguntungkan negara, dan dari sisi kekuatan sinyal dapat menguntungkan masyarakat.

 

“Dan tentu tadi saya lihat sahamnya juga jangan terlalu mahal ya. Jangan sampai sahamnya kita sudah lempar ke bursa, ternyata tidak ada yang dibeli oleh pembeli saham. Ini juga harus diperhatikan. Harapannya tentu ini berjalan dengan lancar," tutup Nevi.

 

Diketahui, Mitratel berencana melakukan IPO pada 22 November 2021 mendatang. Pelepasan saham sebesar 29,85 persen ke lantai bursa ini diharapkan akan meningkatkan valuasi Grup Telkom, lantaran valuasi Mitratel diperkirakan meningkat secara signifikan pasca-go public.

 

Rencananya, harga saham yang ditetapkan Mitratel yakni Rp800 per lembar yang akan berlangsung pada 16-18 November 2021 dan listing di bursa saham pada 22 November 2021 mendatang. Sehingga, akan meraup dana segar hingga Rp25 triliun untuk kegiatan bisnis termasuk pengembangan jaringan telekomunikasi 5G. (dty,rdn/es)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...